Dalam setiap anak pasti gak kebayang banget kalo mereka harus kehilangaan dari salah satu orang tua, mereka pasti berpikir dunia terlalu gak adil, dunia terlalu kejam.
Kehilangan sosok Ibu adalah satu satu hal yang getir yang pernah gua alami, disaat gua belum sempet ngebahagian Dia, di saat gua belum jadi apa yang Dia mau, di saat semuanya baik-baik saja, Dia pergi meninggalkan kami semua. Bagi gua, gak ada sosok yang patut gua tangisi selain Ibu gua sendiri.
Dia adalah pejuang bahkan pahlawan dalam besarkan kami sebagai anaknya, Dia wonderwomen dalam dunia khayal gua, Dia kartini dalam keluarga gua..
Dia membesarkan kami dengan cara yang hebat, Dia sosok yang cerewet dan menjadi teman curhat yang nyaman tanpa takut akan tersebar cerita kita. Dia yang tercantik yang kami punya, gak ada didunia ini yang mampu mengalahkan kecantikkannya. Dia chief terbaik yang pernah gua punya, gak ada warteg atau makan cepat saji yang hasil masakannya seenak Dia. Dia itu pencita sejati, gaka ada wanita didunia ini yang bener-bener mencintai dengan tulus tanpa mengharapkan apapun dari orang yang Dia cinta selain melihat anak-anaknya bahagia.
Setiap ba'da magrib gua selalu kekamr Ibu hanya tuk menemani Dia ngobrol atau hanya sekedar bercanda.
Hingga suatu hari Dia jatuh sakit, dan harus di rawat, kami tahu Dia sudah mulai lelah merawat kami yang telah tumbuh menjadi dewasa. Dan saatnya giliran kami yang merawat Dia, gua ini bukan anak yang baik, gua suka ngelawan segala perinyah bapak dan ibu gua, mungkin gua yang paling nakal di keluarga gua. Dikeluarin dari sekolah karena bolos dan korupsi duit bayaran yang membuat Ibu menjatuhkan air mata, dan gua nyesel dan gak akan ngelakuin hal itu, bagi gua, surga itu saat ngeliat Ibu tersenyum dan neraka itu saat melihat Ibu murka pada gua.
Pertengah 2010 mungkin kelelahan Ibu dalam mengurus kami telah sampai puncaknya, Ibu sakit dari 3 ahri sebelumnya, karena penyakit yang Dia derita, well kami sudah tahu apa yangI Ibu mau dan Ibu butuhkan kalo penyakitnya lagi kambuh
Kami pikir ini hanya sakit biasa yang kambuh, tapi tepat di ba'da magrib tepat dimana kita cerita-cerita, gua masih duduk menemani Dia tidur, Bapak gua asik nonton tipi dan kakak-kakak gua yang lain belum pu;lang kerja dan kakak gua yang satu lagi sibuk mengurusi anak dan suaminya.
Hingga terlontar dari mulut Ibu tuk disediakan makan malam, mungkin tiu permintaan terakhir yang gua denger dari sosok orang hebat dalm diri gua, hingga gua ambilkan Dia makan, daan apa yang terjadi? Ibu sudah tak sadarkan diri :(
Pikiran gua sempet melayang dan menembus jauh kemasa depan, apa jadinya kalo Ibu gua pergi meninggalkan gua yang masih butuh Dia.
Hingga akhirnya Ibu dilarikan kerumah sakit, Ibu sudah terbujur tak berdaya.
Sepupu gua tampak fasih dan nlancar membacakan doa-doa untuk bibinya.
Rasa kalut dan kacau serta awan kelam benar-benar gua rasain malam itu, gua seperti badan tanpa roh..
Terlintas dalam benak gua, akan kehilang apa yang selama ini hebat bagi gua.
hingga sabtu pagi, kakak gua mengabarkan dari rumah sakit kalo Ibu sudah meninggalkan kami semua.
apa yangbgua takutin selama ini terjadi, gau akan kehilangan orang yang cerewet, orang yang tulus mencintai kami, Ibu sekaligus koki terhebat rumah ini, tempat curhat yang nyaman, sosok yang kami hormati.
Gua nangis.. gua nagis sampe air mata gua kering, karena cuma wanita itu yang layak dan pantas untuk gua tangisi...
kepergian Dia yang terlalu cepat semakin mendewasakan gua, tuk menjaga, menghormati, menyayangi, merawat dan membahagiakan orang tua gua yang tersisa, yaitu Bapak.
Hingga saat ini gua masih ingin berjumpa dengan Ibu, walau dalam mimpi sekalipun. bagi gua, gak ada makanan yang enak selain masakan Ibu. Gak ada lagi orang yang cerewat tapi menenangkan hati selain Ibu.
Maafin anakmu ini yang selalu membuat Ibu marah, kesal, menangis, kecewa, tersenyu, dan tertawa. Maafkan pula karena gak sempet buat Ibu tersenyum dan bangga dengan apa yang Sigit lakukan. Tapi Sigit yakin, Sigit bakal jadi orang sukses dan membuat Ibu bangga dan tersenyum ngeliatnya.
Terimakasih Ibu tuk kasih sayang yang tak pernah usai, tulus cinta Ibu gak akan mampu Sigit bayar dengan apapun. Putih kasih Ibu akan abadi daalam hidup Sigit. Terimaksih buat doa-doa yang dulu Ibu panjatakan untuk anakmu ini, kini kami yang akan akan selalu mendoakan Ibu. Ibu dari segala doa adalah mendoakan orang tua.
Mother, youre my everything. youre my the true great person. Kalo ada yang bilang, gua ini hebat dan gua ini baik, berterimakasihlah pada Ibu gua yang telah membesarkan gua dengan cara yang hebat dan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar