Sabtu, 05 Januari 2013

Tak Mudah Menjadi JUVENTINI

Terimakasih Kepada Alm. Ibuku yang telah melahirkan dan membesarkan dengan cara yang hebat seorang Juventini seperti saya ini, tak mudah untuk menjadi seorang Juventini saat ini.
Tahun 2002 adalah tahun dimana saya diperkenalkan oleh teman kakak saya tentang Juventus, waktu itu pengetahuan saya tentang sepakbola masih cetek. Pertandingan Juve pertama yang saya tonton adalah pertandingan Juventus vs Lazio yang berakhir dengan skor imbang 0-0. Esok harinya saya meminta pada Alm. Ibu saya untuk membelikan saya baju Juve, dan saya pun dibelikan baju bola Juventus dengan no punggung 17 milik Trezeguet. dan itu saya pakai seharian bahkan sampai saya pake tidur. Mulai itu saya jatuh hati pada La Vechia Signora (nyonya tua), hampir setiap pertandingan Juve selalu saya tonton bahkan petandingan yang dini hari pun saya tonton. Sungguh pengorbanan yang luar biasa bagi anak SMP yang masih ingusan begadang demi nonton bola di tengah malam.
Kasus skandal calciopoli (pengaturan skor) yang terjadi di pertengahan tahun 2006 telah mencoreng nama baik Juventus dan berpengaruh cukup besar bagi Juventini di seluruh dunia, mungkin bagi kaum awam yang tidak mengerti tentang persaingan Lega Serie A Italia skandal calciopoli itu dilakukan oleh pihak Juventus untuk meraih kejayaan di Italia. Tapi percayalah, skandal calciopoli adalah hasil konspirasi dari pengusaha minyak sekaligus pemilik Inter Milan karena Inter tidak dapat bersaing dengan Juventus dan Milan dalam persaingan meraih Scudetto (juara liga). Pemilik inter sengaja mengarang cerita tentang kecurangan Juve dan membuat sejumlah keterangan palsu untuk menjatuhkan nama baik Juve.
Dan skenario pemilik Inter pun berhasil, Juve turun ke Serie B (divisi 2 liga itali) lengkap dengan pengurangan point sampai harus membayar denda dan mencopot 2 gelar Scudetto yang telah di raih dengan susah payah dan menyerahkan gelar juara tahun 2006 ketangan inter, inter pun meraih gelar juara tanpa harus susah payah, sungguh sangat licik.
Setelah kejadian itu, sepakbola Itaia mengalami kemunduran dalam segala hal. Mulai dari kurang berminatnya TV untuk menyiarkan, jumlah kuota wakil Liga Italia dia ajang LIGA Champion Eropa, dan sejumlah kalangan menjuluki liga italia sebagai liga mafia. Itu itu semua terjadi karena kebodohan inter serta pemiliknya.
Juve pun bermain di Serie B dan julukan menjadi tim curang telah melekat, segala hinaan yang ditujukan bagi Juve dan sayaa tentunya sebagai pendukung tak henti2 saya dengar dan lihat saat buka jejaring sosial, sempat bagi saya tuk berpaling dari Juve tapi di dalam darah saya telah terlanjur mengalir darah 'Hitam-Putih' yang sangat deras dan tak mungkin mudah begitu saja berpaling.
Semusim berikutnya Juve kembali kekancah sepakbola italia, yeah Serie A we coming. tapi harus menunggu hingga tahun 2011 untuk kembali merasakan manisnya gelar juara liga ital dengan rekor yang fantastis, yaitu rekor tak terkalahkan dalam satu musim. Saya pun menangis, ya menangis bahagia ketika Juve kembali mengangkat trofi di akhir musim. Sesuatu yang sangat kami ribdukan saat 'El Capitano' Ale Del Piero mengangkat trofi.
Tapi para 'Haters' lagi-lagi menganggap kemenangan itu suatu kecurangan. Tapi anda bisa lihat, para pemain harus berecucuran keringat bahkan berdarah-darah untuk meraih gelar juara tersebut. Dan itu menandakan Juve is back.
Setiap kontoversi yang terjadi di muusim ini, selalu dikaitkan dengan kecurangan Juve, kami tahu saat kami berada diatas, angin yang berhenbus sangat kencang dan itu bisa menjatuhkan kamiapi kami telah membuktikan kami adalah tim terbaik Itali saat ini.
30 SUL CAMPO, VINCI PER NOI MAGICA, FINO ALLA FINE FORZA JUVE.
NO COMMENT FOR HATERS, LOSERS AND MERDA..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar